Come lunchtime in Kupang, Timor’s largest urban area, nothing drives the townsfolk to cram the roadside eateries like their zeal for porcine pleasure. Grab a seat next to them and soon you’ll see: theirs is no ordinary smoked pork. A platter of se’i is pure, unpretentious goodness simply there for the devouring.
Traditionally cut from the pig’s hind legs into long strips about two fingers thick, se’i is cured in local herbs and Timorese honey prior to being smoked with the wood and leaves of pohon kusambi (Ceylon oak) for six to nine hours. This makes se’i wholesomely juicy and characteristically aromatic when served sizzling, and almost garnish-free. Mandatory accompaniments include bowlfuls of rice and sambal lu’at — a fermented blend of chilli, basil and kaffir lime peel. Many have likened eating se’i to a religious experience; taste it and decide for yourself!
Where to try it: Depot Bambu Kuning Jl Perintis Kemerdekaan I, Kupang, or Depot Bambu Kuning Jl Jend Sudirman, No. 134, Kupang.
—
Coba di Depot Bambu Kuning Jl Perintis Kemerdekaan I, Kupang, or Depot Bambu Kuning Jl Jend Sudirman, No. 134, Kupang.
Penduduk Kupang, ibukota Nusa Tenggara Timur, akan memenuhi tempat-tempat makan di pinggir jalan saat waktu makan siang tiba. Ambil kursi, duduk bersama mereka, dan cicipi hidangan babi asap ala Kupang. Se’i adalah hidangan simpel namun luar biasa lezat.
Se’i diambil dari daging babi di bagian kaki, kemudian dibumbui dengan rempah-rempah khas NTT dan madu Timor, sebelum dimasak dengan cara pengasapan menggunakan kayu dan daun dari pohon kusambi selama enam hingga sembilan jam. Teknik memasak ini menjadikan se’i sangat menggiurkan dan memiliki aroma dengan karakter unik saat disajikan, meskipun tanpa hidangan sampingan. Se’i selalu disajikan bersama semangkuk nasi pada dan sambal lu’at, yang terbuat dari cabai, kemangi, dan kulit jeruk limau. Banyak yang menikmati se’i sebagai sebuah hidangan sakral; coba dan buktikan!