Pada tanggal 12 hingga 14 Mei lalu, Ubud, sebuah kota kecil di pulau Bali menjadi tuan rumah bagi ratusan pencinta kuliner dari penjuru Indonesia dan negara-negara lainnya. Mereka semua menghampiri Ubud untuk bersama berkumpul merayakan kuliner Indonesia bersama Ubud Food Festival 2017 (UFF). Sejak beberapa hari sebelumnya, Ubud sudah didandani dengan ratusan umbul-umbul, poster, dan spanduk dengan warna-warna khas UFF, membuat siapapun yang menghampiri Ubud akan tergiur untuk ikut bersuka cita di UFF.
Keriaan yang berpusat di Festival Hub @ Taman Kuliner di Jalan Raya Sanggingan ini menyajikan 80 lebih kios makanan dan minuman yang menawarkan hidangan-hidangan lezat dari beberapa daerah di Indonesia dan negara-negara lainnya.Tidak hanya kios makanan dan minuman, UFF juga menyajikan 100 lebih program bersama 100 lebih pembicara yang diadakan di Taman Kuliner dan beberapa hotel serta restauran terbaik di Ubud.
Program-program seperti diskusi kuliner di Think, Talk, Taste, demo masak di Teater Kuliner dan Kitchen Stage, kelas-kelas khusus bersama para ahli industri kuliner di Masterclass, hidangan spesial dari tangan chef terkenal dunia di rangkaian Special Event, jalan-jalan kuliner di Food Tour, dan tidak ketinggalan pertunjukan musik serta pemutaran film. Tercatat selama tiga hari tersebut ada 9,000 pencinta kuliner yang berpartisipasi dalam perayaan ini, dengan 45% dari angka tersebut datang dari Indonesia dan sisanya datang dari berbagai belahan dunia lainnya seperti Singapura, Australia, Filipina, Italia, Belgia, Jerman, Amerika, dan banyak lagi. Diperkirakan ada 22,000 lebih piring makanan yang disajikan untuk mereka semua nikmati selama Festival berlangsung.
“Selama tiga hari penyelenggaraan UFF, ribuan orang yang hadir berbicara bahasa yang sama, yaitu bahasa kuliner,” ujar Founder & Director Janet DeNeefe. “Kuliner itu seperti sebuah bahasa karena menghubungkan kita dengan identitas dan latar belakang. Bagian dari diri kita. Di UFF kami membagikan hal-hal yang berarti dan elok mengenai Indonesia, di mana dunia akhirnya bisa mengenali kuliner Indonesia lebih dalam.”
Simak beberapa dari banyak hal seru yang dihidangkan di UFF 2017; pada malam Gala Opening, 11 Mei 2017, UFF menganugerahkan penghargaan Lifetime Achievement Award kepada Profesor Florentinus Gregorius Winarno atas jasanya dalam mengembangkan ilmu sains dan teknologi kuliner Indonesia. Profesor Winarno selama ini dikenal sebagai ahli tempe yang mendunia, penasihat di Kementerian Pertanian, dan dosen di beberapa universitas di Indonesia.
Duel di Kitchen Stage, Sambal Smackdown World Series kembali dimenangkan oleh juara bertahan Made Sujaya, chef dari The Royal Purnama. Para penggemar Bara Pattiradjawane memenuhi sesi Kitchen Stage Superbook by a Supercook dan melahap habis kreasi sang juru masak. Juara kompetisi masak TV Australia, My Kitchen Rules, Tasia dan Gracia Seger membuat para hadirin terhibur dengan aksi mereka di Kitchen Stage dan kisah-kisah mengenai kompetisi masak tersebut.
Program terbaru dari UFF, Teater Kuliner bisa dikatakan adalah sesi yang selalu dipenuhi oleh penonton. Di Teater Kuliner, sang Jungle Chef Charles Toto yang datang langsung dari Jayapura berhasil menjadi bintang UFF tahun ini. Kisah yang ia bawakan dari balik hidangan yang ia racik mampu membuat penonton terpesona. Charles Toto juga menantang para penonton untuk uji nyali memakan ulat sagu hidup yang ia bawa dari Papua. Sambal Eating Competition di Teater Kuliner sukses membuat pesertanya kepanasan dengan enam tingkat kepedasan sambal dan diakhiri dengan mengunyah cabai mentah. Legenda kuliner Indonesia, Sisca Soewitomo dengan sesi Makanan Nostalgia di Teater Kuliner mengajak para hadirin untuk ikut memasak surabi bersama beliau, mereka pun berebut untuk maju ke depan untuk mendapatkan pelajaran memasak langsung dari sang legenda.
Di Think, Talk, Taste, para ahli industri kuliner berbagi cerita dan kisah mengenai pengalaman mereka serta mendiskusikan beberapa isu-isu global yang berkaitan dengan dunia kuliner. Panel Generational Health yang menghadirkan Farah Quinn, Rinrin Marinka, Sophie Navita, Arimbi Nimpuno, dan Bo Songvisava sukses dibanjiri penonton yang penasaran dengan obrolan mereka mengenai membentuk generasi yang sehat. Tema Every Flavor is a Story atau ‘Setiap rasa adalah sebuah cerita’ benar-benar diresapi oleh setiap pembicara dan para pencinta kuliner yang hadir.
“Misi UFF jauh lebih dalam dari sekedar berbagi mengenai kuliner Indonesia, namun kami juga menjadikan juru masak, koki, petani, produsen pangan, penulis, fotografer, dan pengusaha nusantara Indonesia sebagai bintang utamanya. Dari restauran terkenal hingga warung kecil yang digemari, UFF merayakan semua hal di dunia kuliner. Kami percaya bahwa mereka yang menyenangi dan merayakan kuliner adalah mereka yang paling bahagia di dunia.” ucap Janet DeNeefe.